Makalah budidaya tanaman perkebunan karet
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman karet (Hevea brasiliensis) termasuk dalam
famili Euphorbiacea, disebut dengan nama lain rambung, getah, gota, kejai
ataupun hapea. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting
sebagai sumber devisa non
migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Upaya peningkatan
produktivitas tanaman tersebut terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi
budidaya dan pasca panen.
Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks
yang banyak maka perlu diperhatikan syarat-syarat tumbuh dan lingkungan yang
diinginkan tanaman ini. Apabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak
sesuai dengan habitatnya maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Lingkungan
yang kurang baik juga sering mengakibatkan produksi lateks menjadi rendah.
Sesuai habitat aslinya di Amerika Selatan, terutama Brazil yang beriklim
tropis, maka karet juga cocok ditanam di Indonesia, yang sebagian besar ditanam
di Sumatera Utara dan Kalimantan.
Sejak dekade 1980 hingga saat ini tahun 2017, permasalahan
karet Indonesia adalah rendahnya produktivitas dan mutu karet yang dihasilkan,
khususnya oleh petani karet rakyat. Sebagai gambaran produksi karet rakyat
hanya 600 - 650 kg KK/ha/thn. Meskipun demikian, peranan Indonesia sebagai
produsen karet alam dunia masih dapat diraih kembali dengan memperbaiki teknik
budidaya dan pasca panen/pengolahan, sehingga produktivitas dan kualitasnya
dapat ditingkatkan secara optimal.
Secara umum ada dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet
sintetis. Setiap jenis karet mempunyai/memiliki karakteristik yang berbeda,
sehingga keberadaannya saling melengkapi. Saat ini karet yang digunakan di
Industri terdiri dari karet alam dan karet sintetis. Adapun kelebihan yang
dimiliki karet alam adalah:
1. memiliki
daya lenting dan daya elastisitas yang tinggi,
2. memiliki
plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah.
3. mempunyai
daya aus yang tinggi.
4. tidak
mudah panas (low heat build up) dan memiliki daya tahan yang tinggi
terhadap keretakan (groove cracking resistance).
Selanjutnya karet
sintetis memiliki kelebihan tahan terhadap berbagai zat kimia. Karet sintetis
dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
itu perkebunan?
2. Bagaimana
Sejarah karet (Hevea brasiliensis)?
3. Apa
Aspek Botani tanaman karet?
4. Apa
Persyaratan Tumbuh tanaman karet?
5. Apa saja Persiapan Lahan?
6. Bagaimana
Persiapan Bahan Tanaman?
7. Bagaimana Pemeliharaan
Tanaman Karet?
8. Apa Kriteria Bidang Sadap?
C.
Tujuan
1. Untuk
dapat mengetahui apa itu perkebunan.
2. Untuk
dapat mengetahui bagaimana Sejarah karet (Hevea brasiliensis).
3. Untuk
dapat mengetahui apa Aspek Botani tanaman karet.
4. Untuk
dapat mengetahui apa Persyaratan Tumbuh tanaman karet.
5. Untuk
dapat mengetahui apa saja Persiapan Lahan.
6. Untuk
dapat mengetahui bagaimana
Persiapan Bahan Tanaman.
7. Untuk
dapat mengetahui bagaimana Pemeliharaan
Tanaman Karet.
8. Untuk
dapat mengetahui apa Kriteria Bidang Sadap.
PEMBAHASAN
BUDIDAYA
TANAMAN PERKEBUNAN KARET (Hevea
brasiliensis)
A. Perkebunan
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Lahan perkebunan merupakan lahan usaha pertanian
yang luas, biasanya terletak di daerah tropis atau subtropis, yang digunakan
untuk menghasilkan komoditas perdagangan (pertanian) dalam skala besar dan
dipasarkan ke tempat yang jauh, bukan untuk konsumsi lokal. Perkebunan dapat
ditanami oleh tanaman industri seperti kelapa sawit, karet, kopi, kakao,
kelapa, teh, tebu, dan sebagainya. Ukuran luas perkebunan sangat relatif dan
tergantung ukuran volume komoditas yang dipasarkannya. Namun demikian, suatu
perkebunan memerlukan suatu luas minimum untuk menjaga keuntungan melalui
sistem produksi yang diterapkannya.
Ciri perkebunan yaitu menerapkan cara
monokultur paling tidak untuk
setiap blok yang ada di dalamnya terdapat instalasi pengolahan atau pengemasan terhadap komoditi yang
dipanen di lahan perkebunan itu sebelum produknya dikirim ke pembeli.
Perkebunan sendiri merupakan salah sub sektor dari
pertanian yang juga memiliki peranan besar bagi sektor pertanian dan
perokonomian nasional. Tanaman perkebunan
memiliki dua potensi pasar yaitu di dalam dan di luar negeri. Tanaman
perkebunan di dalam negeri dapat dikonsumsi langsung oleh masyarakat,
diperlukan sebagai bahan baku industri. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman
perkebunan memiliki arti ekonomi yang penting. Artinya, bila diusahakan secara
sungguh-sungguh atau profesional bisa menjadi suatu bisnis yang menjadikan
keuntungan besar (Rahardi dkk,
1993).
Tanaman perkebunan mempunyai peranan sebagai salah
satu sumber devisa sektor pertanian,
penyedia bahan baku industri sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri serta berperan dalam
kelestarian lingkungan hidup. Pemerintah secara berangsur mengurangi petani yang
tidak mempunyai tanah menjadi pemilik tanah dalam pembangunan sub sektor
perkebunan. Pemilikan lahan secara bertahap dilakukan dengan program Perkebunan
Inti Rakyat (PIR). Tujuan dilaksanakannya pembangunan PIR adalah untuk
meningkatkan taraf hidup para petani atau pengebun dengan jalan pembukaan
arel-areal baru kurang produktif atas lahan kritis, serta menghentikan
perladangan berpindah-pindah. Dengan proyek Perkebunan Inti Rakyat maka petani
dapat menjual komoditas hasil kebunnya kepada pemerintah dengan harga pasaran
ekspor serta kualitas komoditas terjamin standarnya.
Potensi sub sektor perkebunan untuk dijadikan
ekspor di masa-masa mendatang sebenarnya sangat besar. Prasyarat yang
diperlukan hanyalah perbaikan dan penyempurnaan iklim usaha dan struktur pasar
komoditas perkebunan dari sektor hulu sampai ke hilir. Mustahil kinerja ekspor
akan lebih baik jika kegiatan produksi di sektor hulu, pola perdagangan dan
distribusi komoditas perkebunan domestik masih mengalami banyak hambatan.
B. Sejarah karet (Hevea brasiliensis)
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi
kesusuan (dikenal sebagai lateks), diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan
pohon karet. Sumber utama lateks yang digunakan untuk menciptakan karet
adalah pohon karet (Hevea brasiliensis Moel.), diperoleh dengan cara
melukai kulit pohon sehingga pohon akan memberikan respons dengan mengeluarkan
getah/lateks.
Tanaman karet berasal dari hutan sepanjang sungai Amazone,
Amerika Selatan dan mulai dikenal oleh bangsa Eropa pada tahun 1736 setelah
Charles Martie de la Condomine mengirim contoh tanaman karet dari Peru ke
Perancis. Mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1876 dan ditanam di kebun Raya
Bogor, namun perkebunan karetnya sendiri baru dibuka pada tahun 1902 di Sumatera
dan tahun 1906 di Jawa.
Jenis-jenis karet alam di antaranya: bahan olah karet
(bokar), karet konvensional (sheet, crepe, dan compo),
lateks pekat, karet spesifikasi teknis (crumb rubber) dan karet siap
olah. Karet alam banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri barang
antara lain: ban kendaraan, sepatu karet, sabuk penggerak mesin, pipa karet,
isolator, bahan pembungkus logam, dsb., dihasilkan oleh tidak kurang dari 20
negara di dunia; tiga di antaranya yaitu Malayasia, Indonesia, dan Thailand,
merupakan penghasil karet terbesar yang menguasai lebih dari 83 % pasar karet
dunia.
Karet alam merupakan salah satu komoditas pertanian yang
penting di Indonesia karena banyak menunjang perekonomian negara. Pasar
ekspor karet alam Indonesia di antaranya Amerika Serikat, Singapura, Eropa
Barat, Uni Soviet dan Jepang. Luas areal perkebunan karet di
Indonesia (tahun 2008) mencapai lebih dari 3,4 juta hektar dengan produksi 2,7
juta ton, yang sebagian besar (85%) merupakan tanaman karet rakyat. Oleh
sebab itu, peran karet tidak hanya sebagai penghasil devisa, juga memiliki arti
sosial bagi petani yang mengusahakannya.
Salah satu masalah yang dihadapi dalam pengusahaan karet di
indonesia, khususnya karet rakyat adalah produktivitas serta kualitasnya yang
masih rendah. Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet
alam Indonesia sebesar 3-4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi
tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat)
yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon
karet unggul.
C. Aspek Botani tanaman karet
a. Sistematika
Menurut
Nazaruddin dan Paimin (1998) klasifikasi/sistematika botani tanaman karet
adalah sebagai berikut:
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Klas : Dicotyledoneae
Ordo :
Tricoceae
Famili :
Euphorbiaceae
Genus :
Hevea
Spesies : Hevea
brasilliensis Moel.Agr.
b.
Morfologi Tanaman karet
Tanaman
karet memiliki perakaran yang ekstensif, akar tunggangnya
mampu tumbuh menembus tanah sampai 2 m, sedangkan akar lateralnya
menyebar sepanjang lebih dari 10 m.
Tanaman karet berbentuk pohon dengan tinggi 15-25 m, tipe
pertumbuhan tegak dan memperlihatkan pola pertumbuhan berirama (ritme),
yakni terdapat masa tumbuh (flush) dan masa istirahat (latent) yang
bergantian dalam periode sekali dalam dua bulan. Batangnya berkayu,
dengan susunan dari luar ke dalam sebagai berikut:
1)
kulit
keras, terdiri dari lapisan gabus, kambium gabus, lapisan sel batu;
2)
kulit
lunak, di dalamnya terdapat floem dan pembuluh lateks;
3)
kambium;
4)
kayu/xylem.
Pembuluh
lateks melingkar di dalam jaringan floem seperti spiral, membentuk sudut 3,7o
- 5o terhadap garis vertikal dari kanan (atas) ke kiri
(bawah).
Daun
tanaman karet merupakan daun majemuk, dimana satu tangkai daun umumnya memiliki
3-5 anak daun. Tangkai daun panjangnya 3-20 cm, anak daun eliptis
memanjang dengan ujung runcing, tepi rata dan gundul. Daun tumbuh pada
buku-buku membentuk karangan daun yang disebut payung. Termasuk tanaman
decidious, menggugurkan daunnya pada musim kering.
Bunga tersusun dalam rangkaian (malai) berbentuk seperti
kerucut. Termasuk tanaman monoceous (bunga jantan dan betina
letaknya terpisah dalam satu malai), bunga jantan terletak di bagian
bawah/pangkal dari cabang-cabang malai sedangkan bunga betina terletak di ujung
malai. Bunga betina memiliki 3 bakal buah yang beruang 3 dengan kepala
putik yang duduk, bunga jantan memiliki 10 benang sari yang bersatu membentuk
tiang, serbuk sari lengket, kecil dengan diameter 25-30 mikron.
Buah
karet mempunyai garis tengah antara 3-5 cm, dengan bagian ruang yang berbentuk
setengah bola; biji besar, berbercak/bernoda (khas dan beracun). Masak
buah yang normal sekitar 5 bulan, buah masak pecah dengan kuat menurut ruang.
D. Persyaratan Tumbuh tanaman
karet
a) Iklim
Daerah
yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU.
Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai
produksinya juga terlambat (Suhendry, I. 2002).
Suhu
yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25° C sampai 35 ° C dengan suhu optimal
rata-rata 28° C. Dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas matahari
yang cukup antara 5 sampai 7 jam (Santosa. 2007.).
b) Curah
Hujan
Tanaman
karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun, dengan
hari hujan berkisar antara 100 sampai dengan 150 HH/tahun. Namun demikian, jika
sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang (Radjam, Syam. 2009.).
c) Tinggi
Tempat
Pada
dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200
m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok
untuk tumbuh tanaman karet (Nazaruddin dan F.B. Paimin. 1998.).
d) Angin
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik
untuk penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan
berbatang besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 - 25 m. Batang tanaman
biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.
e)
Tanah
Lahan kering
untuk pertumbuhan tanaman karet pada umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik
tanah dibandingkan dengan sifat kimianya. Hal ini disebabkan perlakuan kimia
tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet dapat dilaksanakan dengan
lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya (Aidi dan Daslin,
1995).
Berbagai jenis
tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda
dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai sifat
fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, sulum, kedalaman air tanah,
aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena
kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat
fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar
antara pH 3,0-pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.
Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet pada umumnya antara lain :
1. Sulum tanah sampai 100 cm,
tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
2. Tekstur tanah remah, poreus
dan dapat menahan air
3. Struktur terdiri dari 35%
liat dan 30% pasir
4. Kandungan hara NPK cukup dan
tidak kekurangan unsur hara mikro
5. Reaksi tanah dengan pH 4,5 –
pH 6,5
6. Kemiringan tanah < 16% dan
7. Permukaan air tanah < 100
cm
E.
Persiapan Lahan
a)
Pembukaan Lahan
Lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman karet bisa berupa
lahan yang baru dibuka (perluasan/new planting), lahan bekas tanaman karet yag
dibongkar (peremajaan/replantig), atau lahan bekas tanaman lain (konversi).
b)
Kegiatan pada areal yang baru dibuka
meliputi
1.
Penebangan pohon,
2.
pembongkaran tunggul,
3.
pembabadan/penebasan semak, dan
4.
pembersihan sisa-sisa tumbuhan tersebut
(pembakaran).
Pengolahan tanah dengan pembajakan atau pencangkulan untuk meratakan dan
memperbaiki sifat fisik tanah.
Pembuatan saluran drainase,
pembuatan teras, dan pembuatan jalan kebun.
c)
Kegiatan pada pembukaan
ulangan/peremajaan atau konversi meliputi
Pembongkaran tanaman tua dan pembersihan sisa-sisa
tanaman tersebut;
pengolahan tanah; perbaikan teras, saluran dan jalan kebun.
d)
Konservasi Lahan
Cara yang biasa digunakan untuk mencegah kerusakan lahan,
meliputi:
1. penanaman menurut kontur;
2. pembuatan teras (bisa berbentuk teras individu atau teras kolektif);
3. penanaman tanaman penutup tanah.
e)
Pengajiran
Tujuanya adalah untuk memperoleh barisan tanaman yang
teratur sesuai jarak tanam dan naungan tanaman. Barisan tanaman karet yang
terbentuk ada dua macam:
(1) barisan lurus, untuk lahan yang datar dan agak miring;
(2) barisan kontur, pada lahan yang bergelombang atau berbukit.
Hubungan antar tanaman pada lahan datar atau agak miring
dapat berbentuk segitiga sama sisi, bujur sangkar atau hubungan jalan.
f)
Penanaman penutup tanah
Manfaat tanaman penutup tanah, diantaranya yaitu:
1.
melindungi permukaan tanah terhadap
erosi;
2.
menekan pertumbuha gulma;
3.
mengurangi
penguapan dan membantu menyimpan air tanah;
4.
meningkatkan
kesuburan tanah;
5.
memperbaiki
pertumbuhan tanaman pokok;
6.
memperlama
masa peremajaan;
7.
meningkatkan
hasil dan pertumbuhan kulit yang lebih baik.
Tanaman penutup tanah yang banyak
digunakan yaitu dari keluarga Leguminosa (disebut LCC=Legum Cover Crops),
antara lain Calopogonium mucunoides, C. caeruleum, Centrosema
pubescens, C. plumieri, Mucuna colchichinensis, dsb.
Penanaman dilakukan secara campuran dengan
komposisi untuk 1 ha lahan sbb:
1. campuran C. mucunoides
(2,8 kg) + C. phaseloides (2,3 kg) + C caeruleum (0,6 kg);
2.
campuran
C. phaseloides (3,4 kg) + C. caeruleum (0,6 kg) + M.
colchichinensis (1,7 kg);
3.
campuran
C. pubescens (3,9 kg) + C. phasoloides (1,2 kg) + C caeruleum
(0,6 kg).
Cara
menanam LCC,
diantaranya:
1)
jarak barisan pertama dengan tanaman
karet 1 m, barisan berikutnya berjarak 1 m pada lahan datar atau landai, dan
1,8-2,4 m pada lahan bergelombang atau berbukit;
2)
benih ditanam pada lubang sedalam 5-10
cm dalam barisan sesuai dengan jarak tanam LCC tsb;
3)
sebelum ditanam benih LCC terleih
dahulu direndam dalam air panas (70 oC) selama 2 jam, kemudian dicampur
dengan pupuk fosfat (misal CIRP) dengan perbandingan yang sama;
4)
LCC perlu dipelihara dan dijaga jangan
sampai mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
F.
Persiapan Bahan Tanaman
Tanaman
karet dapat diperbanyak dengan biji atau dengan cara okulasi menggunakan batang
bawah asal biji. Bahan tanaman, baik untuk batang bawah maupun batang
atas, berupa klon-klon yang dianjurkan yang mempunyai produksi dan sifat-sifat
sekunder yang baik.
Sifat-sifat ideal untuk klon unggul:
a. produksi lateksnya tinggi sejak awal dan mempunyai kemampuan untuk
meningkatkan produksi;
b. resisten terhadap hama dan
penyakit serta pengaruh angin;
c. batang tumbuh lurus,
membentuk as yang silindris, serta tumbuh jagur;
d. cabang relatif kecil dan
menyebar, membentuk sudut yang besar dengan batang.
1.
Batang bawah
Persyaratan untuk batang bawah, diantaranya:
a) perakaran kuat dan berkembang baik serta tahan terhadap penyakit akar;
b) mempunyai daya gabung yang
baik dengan batang atas;
c) memberi pengaruh yang baik
terhadap pertumbuhan batang atas, Klon yang dianjurkan untuk batang bawah
adalah AVROS 2037, BPM 24, GT 1, PB 260 dan RRIC 100.
Biji
diambil dari kebun induk khusus atau dari kebun produktif yang menghasilkan
biji yang diketahui kedua induknya (legitiem) atau minimal salah satu induknya
(propelegitiem). Biji yang baik berasal dari tanaman yang telah berumur
minimal 8 tahun, dengan ciri-ciri:
1. bila dijatuhkan melenting ke atas;
2. kulit jernih mengkilat;
3. nilai kesegaran biji minimal
80 %;
4. daya kecambah (dalam waktu 21
hari) minimal 80 %;
5. kadar air 32-45 %;
6. kemurnian minimal 90 %.
2.
Batang atas
Persyaratan untuk batang
atas, meliputi:
(a)
pertumbuhan jagur dan berpotensi produksi tinggi;
(b)
memiliki tajuk yang baik dan tahan angin kencang;
(c)
toleran terhadap penyakit;
(d)
respon terhadap stimulasi;
(e)
memiliki sifat sekunder (pemulihan kulit sadap, daya
adaptasi, dll) yang baik.
Klon-klon
unggul karet yang direkomendasikan Pusat Penelitian Karet untuk periode
2010-2017 terdiri dari dua kelompok.
1)
Klon anjuran komersial adalah
sekelompok klon dengan data yang lebih lengkap dan sudah dapat dikembangkan
oleh pengguna. Klon-klon ini sudah berupa benih bina, kecuali klon IRR 42 dan
IRR 112 masih dalam proses pengajuan untuk pelepasannya sebagai benih bina.
Klon-klon anjuran komersial terdiri dari tiga katagori.
a) klon penghasil lateks: BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217 dan PB 260.
b) klon penghasil lateks-kayu: BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, I
RR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 112 dan IRR 118,
c) klon penghasil kayu: IRR 70, IRR 71, IRR 72 dan IRR 78.
2) Klon harapan, merupakan kelompok klon yang mempunyai potensi pertumbuhan
dan produksi tinggi tetapi belum berupa benih bina. Klon harapan terdiri
dari: IRR 24, IRR 33, IRR 41, IRR 54, IRR 64, IRR 105, IRR 107, IRR 111, IRR
119, IRR 141, IRR 208, IRR 211 dan IRR 220.
3.
Pesemaian pengecambahan
Pesemaian pengecambahan merupakan tempat untuk
mengecambahkan benih karet sebelum dipindahkan ke pembibitan. Maksud
pengecambahan adalah:
(1) untuk memperoleh bibit yang pertumbuhannya seragam;
(2) untuk memisahkan/menyeleksi bibit yang pertumbuhannya cepat dan baik dari
bibit yang lambat dan kurang baik.
4.
Persiapan bedengan
Lokasi datar, dekat dengan sumber air dan dekat dengan
lokasi pembibitan, Tanah dibersihkan, dicangkul dan diratakan, kemudian dibuat
bedengan dengan ukuran lebar 1-1,2 m dan panjang sesuai tempat (biasanya 5-10
m), dengan jarak antar bedengan 0,5-1 m. Bagian samping bedengan diberi penahan
dari bambu/batu bata kemudian diberi pasir diatasnya setebal 5 cm. Bedengan
diberi naungan (bisa individu atau kolektif) dengan tinggi sebelah timur 1,5 m
dan barat 2m, dengan atap terbuat dari anyaman bambu atau alang-alang.
5.
Menyemai benih
Sebelum disemai benih direndam terlebih dahulu dalam
larutan KNO3 0,2% selama 24 jam atau air bersih selama 48 jam. Benih
disemai dengan cara dibenamkan sedalam 2/3 bagian ke dalam tanah dengan bagian
perut menghadap ke bawah. Jarak antara barisan 5 cm dan dalam barisan 3 cm.
Persemaian disiram tiap pagi dan sore hari dengan menggunakan embrat. Benih
biasanya akan berkecambah setelah 10-14 hari.
6.
Pemindahan kecambah
Benih yang telah berkecambah secara bertahap dipindahkan
ke pesemaian bibit. Pemindahan kecambah bisa dilakukan pada stadium pancing,
stadium bintang, maupun stadium jarum. Pemindahan paling baik pada
stadium pancing. Pemindahan dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat
mencungkil (solet).
7.
Pembibitan
Pembibitan/pesemaian bibit adalah tempat pemeliharaan
bibit sebelum dipindah ke lapangan dengan tujuan memperoleh bbit yang jagur dan
homogen.
a)
Persiapan lokasi pembibitan
Lokasi dipilih lahan yang datar, dekat dengan sumber air,
tidak bercadas, dan dekat dengan lokasi penanaman. Lahan dicangkul sedalam
60-75 cm, dan dibersihkan dari sisa-sisa akar dan kotoran lainnya. Tanah
dihaluskan dan diratakan, kemudian dibuat petak-petak/bedengan setinggi 20 cm.
Jarak tanam bibit disesuaikan dengan kesuburan tanah serta lamanya bibit di
pesemaian.
1.
bibit umur 1 tahun: jarak tanamnya 35 x
35 x 50 cm (47.320 bibit/ha)
2.
bibit umur 2 tahun: jarak tanamnya 45 x
45 x 50 cm (34.080 bibit/ha)
3.
bibit stum tinggi: jarak tanamnya 70
x70 cm (17.664 bibit/ha).
b)
Penanaman kecambah
Kecambah dipindahkan pada stadium pancing agar akar
tunggang dan pucuknya tidak rusak. Penanaman dilakukan pada lubang tanam dengan
kedalaman sesuai dengan panjang akar dan tebalnya benih.
c)
Pemeliharaan
Pemeliharaan pembibitan meliputi kegiatan penyiraman,
penyulaman, pemberian mulsa, pengendalian gulma dan pemupukan. Penyiraman
dilakukan pada pagi dan sore hari. Penyulaman perlu dilakukan pada bulan-bulan
pertama untuk mengganti bibit yang mati atau pertumbuhannya kurang baik. Sampai
umur 3 bulan (terutama pada musim kemarau) pembibitan perlu diberi mulsa.
Pengendalian gulma dilakukan 2 minggu sekali secara manusl menggunakan
cangkul/kored, penggunaan herbisida hanya dilakukan setelah bibit berumur 4-5
bulan.
Pemupukan
a.
aplikasi dilakukan dengan cara
melingkar di bawah tajuk tanaman;
b.
pemupukan dihentikan satu bulan
menjelang okulasi.
d)
Okulasi
Okulasi/penempelan bertujuan untuk menyatukan sifat-sifat
baik yang dimiliki oleh batang bawah (stock) dengan batang atas (scion) yang
ditempelkan kepadanya.
1. Macam-macam
okulasi, diantaranya:
a) Okulasi
coklat (brown budding)
Batang bawah yang
digunakan berumur 9-18 bulan, diameter berkisar ± 1-2 cm dan tidak berada pada
stadium membentuk payung. Mata entres diambil dari kebun entres,
dari batang yang telah berwarna coklat, dengan diameter 1,5-3 cm.
b) Okulasi hijau
Batang bawah yang digunakan berumur 3-8 bulan, masih
berwarna hijau dengan diameter 1-1,5 cm. Kayu okulasi (entres) menggunakan
cabang yang diambil dari kebun entres yang berumur 1-3 bulan setelah
pemangkasan, warnanya masih hijau dan telah membentuk 1-2 payung/tajuk.
2. Pelaksanaan okulasi
Pada batang bawah, pada ketinggian 7-10 cm dari permukaan
tanah dibuat jendela dengan menyayat kulit sampai batas kayu. Sayatan dilakukan
dengan membuat dua sayatan vertikal berukuran 5-7 cm, dan satu sayatan horizontal
pada ujung sayatan bagian atas atau bawah. Perisai (mata entres) diambil dari
kayu entres dengan ukuran sedikit lebih kecil dari; pada okulasi coklat bagian
kayunya dilepas, sedangkan pada okulasi hijau tidak perlu dilepas. Perisai
kemudian diselipkan pada jendela yang telah dibuat, diantara kulit jendela
dengan kambium. Balut dengan pembalut yang tersedia (plastik atau rapia) dengan
arah dari bawah ke atas.
3. Pemeriksaan hasil okulasi
Dua sampai tiga minggu setelah penempelan, pembalut
dibuka dan perisai diperiksa dengan cara menggores sedikit dengan pisau; bila masih berwarna hijau segar menunjukkan perisai masih hidup. Pemeriksaan
diulang 1-2 minggu kemudian, bila tetap dalam keadaan segar menunjukkan okulasi
berhasil.
4.
Pemotongan
batang bawah
Pemotongan batang bawah bertujuan untuk menghentikan
pertumbuhan ke atas sehingga zat makanan dapat digunakan untuk pertumbuhan
okulasi. Waktu pemotongan tergantung pada macam bibit yang akan
ditanam. Batas pemotongan sekitar 10 cm di atas tempelan dengan arah miring
(bagian yang tinggi berada di atas tempelan.
5.
Macam-macam bibit hasil okulasi
Bibit hasil okulasi yang
dipindahkan ke lapangan/kebun dapat berbentuk stum mata tidur, stum mini, stum
tinggi dan bibit dalam polibeg.
a. Stum
mata tidur (budded stump)
Stum mata tidur adalah bibit hasil okulasi dalam bentuk stum
dengan mata tunas yang belum tumbuh pada saat pemindahan ke lapangan. Stum mata tidur berasal dari hasil okulasi coklat, dan dipindahkan dua
minggu setelah pemotongan. Panjang stum ± 50 cm dengan panjang akar tunggang 40
cm dan akar lateral 5-10 cm.
Kelebihan
menggunakan pembibitan stum mata tidur yaitu mudah dalam pengangkutan dan
penanaman, serta biaya pemeliharaan pembibitan lebih murah.
Kekurangan
menggunakan pembibitan stum mata tidur adalah persentase
kematian di lapangan tinggi, ada resiko kerusakan tunas sehingga biaya lebih tinggi.
b.
Stum mini
(mini stump)
Stum mini adalah bibit okulasi yang ditumbuhkan di
pembibitan selama 8-12 bulan setelah pemotongan sehingga bagian batangnya sudah
berwarna coklat. Tunas yang tumbuh dipotong setinggi 50 cm dari pertautan,
dengan panjang akar tunggang 40 cm dan akar lateral 10 cm.
Kelebihan menggunakan pembibitan stum mini adalah kematian di lapangan
rendah, kemungkinan tumbuh tunas palsu kecil, biaya pembibitan rendah.
Kekuranggan
menggunakan pembibitan stum mini adalah sampai umur 3 tahun tanaman masih
bengkok sehingga sulit untuk penyadapan.
c.
Stum tinggi (advanced budded material)
Stum tinggi adalah bibit
hasil okulasi yang diperoleh dengan cara menumbuhkan tanaman di pembibitan
selama 2-3 tahun setelah pemotongan. Tunas yang tumbuh dipotong sepanjang
275-300 cm dari leher akar dengan panjang akar tunggang 45-60 cm dan akar lateral 15
cm. Pemotongan akar tunggang dilakukan 3-4 minggu sebelum pembonghkaran dan
pemotongan batang atas dilakukan 2 minggu kemudian tepat di atas payung.
Kelebihan
menggunakan pembibitan stum tinggi adalah persentase kematian rendah baik utuk
penyulaman agar matang sadap seragam mudah dilaksanakan seleksi di pembibitan lebih teliti.
Kekuranggan
menggunakan pembibitan stum tinggi adalah areal pembibitan harus luas, terjadi kesulitan dalam pengangkutan, serta waktu penanaman memerlukan curah hujan yang tinggi.
d. Bibit okulasi dalam kantong plastik/polibag
Merupakan bibit okulasi yang telah ditumbuhkan dalam
kantung plastik/polibeg hingga diperoleh bahan tanaman yang mempunyai 2-3
payung (umur 1 tahun). Dibuat dengan cara memindahkan stum mata tidur dalam
kantong plastik merukuran 25x55 cm.
Kelebihan mengunakan pembibitan bibit okulasi dalam
kantong plastik adalah tidak terjadi stagnasi di lapangan, tanaman seragam,
perawatan di pembibitan mudah, penanaman dapat dilakukan kapan saja.
Kekuranggan mengunakan pembibitan bibit okulasi dalam
kantong plastik/polibag adalah biaya bibit lebih tinggi serta sulit
dalam pengangkutan.
G.
Pemeliharaan
Tanaman Karet
Pemeliharaan yang
umum dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian penyakit,
gulma dan hama pada tanaman karet (Deptan, 2006).
1. Penyakit
Penyakit karet sering menimbulkan kerugian ekonomis di
perkebunan karet. Kerugian yang ditimbulkannya tidak hanya berupa kehilangan
hasil akibat kerusakan tanaman, tetapi juga biaya yang dikeluarkan dalam upaya
pengendaliannya. Oleh karena itu langkah-langkah pengendalian secara terpadu
dan efisien guna memperkecil kerugian akibat penyakit tersebut perlu dilakukan.
Lebih 25 jenis penyakit menimbulkan kerusakan di perkebunan karet. Penyakit
tersebut dapat digolongkan berdasarkan nilai kerugian ekonomis yang ditimbulkannya.
Penyakit yang menyerang bagian akar, batang, daun dan bidang
sadap karet, sebagian besar disebabkan oleh jamur. Penyakit tersebut antara
lain :
a. Penyakit pada akar: Akar
putih (Jamur Rigidoporus lignosus), Akar merah (Jamur Ganoderma pseudoferrum),
Jamur upas (Jamur Corticium salmonicolor).
b. Penyakit pada batang: Kanker
bercak (Jamur Phytophthora palmivora), Busuk pangkal batang (Jamur
Botrydiplodia theobromae).
c. Penyakit pada bidang sadap :
Kanker garis (Jamur Phytophthora palmivora), Mouldy rot (Jamur Ceratocystis
fimbriata).
d. Penyakit pada Daun: Embun
tepung (jamur Oidium heveae), Penyakit colletorichum (Jamur Coletotrichum
gloeosporoides), Penyakit Phytophthora (Jamur Phytophthora botriosa).
Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit karena jamur:
a.
Menanam
bibit sehat dan dari klon resisten
b.
Pemupukan
lengkap dan seimbang (makro-mikro) dengan jenis pupuk, dosis dan waktu yang
tepat
d.
Pemangkasan
tanaman penutup yang terlalu lebat
e.
Bagian
yang terserang segera dimusnahkan
f.
Penyadapan
tidak terlalu dalam dan tidak terlalu dekat tanah
g.
Pisau
sadap steril
h.
Khusus
penyakit embun tepung, daun digugurkan lebih awal dan segera dipupuk nitrogen
dengan dosis dua kali lipat dan semprot POC NASA
3-5 tutup/tangki.
2.
Gulma
Areal pertanaman
karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) maupun tanaman sudah menghasilkan
(TM) harus bebas dari gulma seperti alang alang, Mekania, Eupatorium, dll
sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik (Maryadi, 2005).
3.
Hama
a. Kutu tanaman (Planococcus
citri). Gejala: merusak tanaman dengan mengisap cairan dari pucuk batang dan
daun muda. Bagian tanaman yang diisap menjadi kuning dan kering. Pengendalian:
Menggunakan BVR atau Pestona.
b. Tungau (Hemitarsonemus ,
Paratetranychus). Gejala; mengisap cairan daun muda, daun tua, pucuk, sehingga
tidak normal dan kerdil, daun berguguran. Pengendalian: Menggunakan BVR atau Pestona.
H.
Kriteria Bidang Sadap
Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon.
Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu diambil lateksnya tanpa
menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan
tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan “umur dan lilit batang”.
Diameter untuk pohon yang layak sadap sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari
pertautan sirkulasi dengan tebal kulit minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus
sehat. Pohon karet biasanya dapat disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin
bertambah umur tanaman semakin meningkatkan produksi lateksnya (Santosa,
2007).
Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat dikatakan
stabil sedangkan
sesudah berumur tahun produksinya menurun.
Penyadapan dilakukan dengan memotong kulit pohon karet
sampai batas kambium dengan menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu
dalam dapat membahayakan kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat
kesembuhan luka sayatan maka diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem)
akan tetapi paling dalam 1,5 mm sebelum kambium (Radjam, 2009).
Sadapan dilakukan dengan memotong kulit kayu dari kiri atas
ke kanan bawah dengan sudut kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan
pisau sadap yang berbentuk V. Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak
lateks. Pada proses penyadapan perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa
saluran kecil, melingkar batang arah miring ke bawah.. Melalui saluran irisan
ini akan mengalir lateks selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental.
Lateks yang yang mengalir tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang
digantungkan pada bagian bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks
mengalir lewat aluran V tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung
dengan wadah (Anwar, 2001).
1.
Waktu Penyadapan
Waktu penyadapan yang baik
adalah jam 5.00-7.30 pagi dengan dasar pemikirannya:
Jumlah lateks
yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel.
Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun
bila hari semakin siang. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik
bila hari sudah cukup terang (Nazaruddin dan Paimin, 1998).
Tanda-tanda kebun
mulai disadap adalah umur rata-rata 6 tahun atau 55% dari areal 1 hektar sudah
mencapai lingkar batang 45 Cm sampai dengan 50 Cm. Disadap berselang 1 hari
atau 2 hari setengah lingkar batang, denga sistem sadapan/rumus S2-D2 atau
S2-D3 hari (Maryadi, 2005).
Waktu bukaan
sadap adalah 2 kali setahun yaitu, pada (a) permulaan musim hujan (Juni) dan
(b) permulaan masa intensifikasi sadapan (bulan Oktober). Oleh karena itu,
tidak secara otomatis tanaman yang sudah matang sadap lalu langsung disadap,
tetapi harus menunggu waktu tersebut di atas tiba (Anwar, 2001).
2.
Bagian-Bagian Tanaman Karet
Yang Disadap
Tanaman karet
siap sadap bila sudah matang sadap pohon. Matang sadap pohon tercapai apabila
sudah mampu diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan
dan kesehatan tanaman. Kesanggupan tanaman untuk disadap dapat ditentukan
berdasarkan “umur dan lilit batang”. Diameter untuk pohon yang layak sadap
sedikitnya 45 cm diukur 100 cm dari pertautan sirkulasi dengan tebal kulit
minimal 7 mm dan tanaman tersebut harus sehat. Pohon karet biasanya dapat
disadap sesudah berumur 5-6 tahun. Semakin bertambah umur tanaman semakin
meningkatkan produksi lateksnya. Mulai umur 16 tahun produksi lateksnya dapat
dikatakan stabil sedangkan sesudah berumur 26 tahun produksinya akan menurun
(Santosa, 2007).
Penyadapan
dilakukan dengan memotong kulit pohon karet sampai batas kambium dengan
menggunakan pisau sadap. Jika penyadapan terlalu dalam dapat membahayakan
kesehatan tanaman, dan juga untuk mempercepat kesembuhan luka sayatan maka
diharapkan sadapan tidak menyentuh kayu (xilem) akan tetapi paling dalam 1,5 mm
sebelum cambium (Aidi dan Daslin, 1995).
Sadapan dilakukan
dengan memotong kulit kayu dari kiri atas ke kanan bawah dengan sudut
kemiringan 30˚ dari horizontal dengan menggunakan pisau sadap yang berbentuk V.
Semakin dalam sadapan akan menghasilkan banyak lateks. Pada proses penyadapan
perlu dilakukan pengirisan. Bentuk irisan berupa saluran kecil, melingkar
batang arah miring ke bawah.. Melalui saluran irisan ini akan mengalir lateks
selama 1-2 jam. Sesudah itu lateks akan mengental. Lateks yang yang mengalir
tersebut ditampung ke dalam mangkok aluminium yang digantungkan pada bagian
bawah bidang sadap. Sesudah dilakukan sadapan, lateks mengalir lewat aluran V
tadi dan menetes tegak lurus ke bawah yang ditampung dengan wadah (Maryadi,
2005).
3.
Pemulihan Bidang Sadap
Lateks adalah
getah seperti susu dari banyak tumbuhan yang membeku ketika terkena udara. Ini
merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula,
minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna
putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah Untuk memperoleh
hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar
diperoleh hasil yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan dengan tetap
memperhatiakan faktor kesehatan tanaman agar tanaman dapat berproduksi secara
optimal dan dalam waktu yang lama (Siregar, 1995).
Dalam praktiknya
untuk kelangsungan produksi, hal yang sangat mendasar adalah di dalam pemulihan
bidang sadap. Agar bidang sadap dapat kembali pulih tentu ada yang dipelukan di
dalam penyadapanya. Menghindari penggunaan Ethepon pada pohon yang kena
kekeringan alur sadap adalah salah satu cara agar bidang sadp dapat kembali
pulih dan pohon yang mengalami kekeringan alur sadap perlu diberikan pupuk
ekstra untuk mempercepat pemulihan kulit (Santosa, 2007).
Memperistirahtkan tanaman
dalam waktu tertentu juga merupakan konsep pemulihan bidang sadap, karena
tanaman akan mengoptimalakan kembali bagian-bagian tanaman yang telah mengalami
pelukaan. Begitu juga dengan pemberian unsur hara untuk kelnjutan tanaman itu
sendiri sehingga pertumbuhanya akan lebih optimal tentunya pemulihan
bagian-bagian yang disadap (Nazaruddin dan Paimin, 1998).
KESIMPULAN
Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat.
Karet adalah polimer hidrokarbon yang terbentuk dari emulsi
kesusuan (dikenal sebagai lateks), diperoleh dari getah beberapa jenis tumbuhan
pohon karet. Sumber utama lateks yang digunakan untuk menciptakan karet
adalah pohon karet (Hevea brasiliensis Moel.), diperoleh dengan cara
melukai kulit pohon sehingga pohon akan memberikan respons dengan mengeluarkan
getah/lateks.
Persyaratan Tumbuh tanaman karet
meliputi Iklim daerah
yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar
itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga
terlambat (Suhendry, I. 2002).
Suhu yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25° C sampai 35 ° C
dengan suhu optimal rata-rata 28° C. Dalam sehari tanaman karet membutuhkan intensitas
matahari yang cukup antara 5 sampai 7 jam (Santosa. 2007.).
Curah Hujan tanaman karet memerlukan curah hujan optimal
antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd.
150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang
(Radjam, Syam. 2009.)
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran
rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari
permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet (Nazaruddin dan F.B.
Paimin. 1998.).
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada
umumnya kurang baik untuk penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang
tumbuh tinggi dan berbatang besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang
tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.
DAFTAR
PUSTAKA
endarwati, S. (2016, 02 04). Makalah perkebunan.
Retrieved 03 31, 2017, from
http://mampirkebun.blogspot.co.id/2016/02/makalah-perkebunan.html.
Galeries. (2017, 01 07). Makalah tentang budidaya
tanaman karet. Retrieved 03 31, 2017, from http://umangagro.blogspot.co.id/2017/01/makalah-tentang-tanaman-karet.html.
jutek, D. (2014, 02 25). MAKALAH "KARET".
Retrieved 03 31, 2017, from
http://daniati16.blogspot.co.id/2014/02/makalah-karet.html.
Mizan. (2012, 05 25). makalah perkebunan karet.
Retrieved 03 31, 2017, from
http://mizanorganik.blogspot.co.id/2012/05/makalah-perkebunan karet.html.
satria, V. (2010, 12 30). Makalah budidaya karet.
Retrieved 03 31, 2017, from http://satriatugas.blogspot.co.id.
uthyyshining. (2011, 12 05). MAKALAH BUDIDAYA
TANAMAN KARET. Retrieved 03 31, 2017, from
http://uthyyshining-fullmoon.blogspot.co.id/2011/12/makalah-budidaya-tanaman-karet.html.
makasih infonya sangat lengkap
BalasHapusElever Agency
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Oli Grease
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
BalasHapusSalam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Oli Grease
Saksikan pertandingan seru antara :
BalasHapusBayern Munich vs Schalke 04
Sabtu, 19 September 2020 Pukul 01:30 WIB
jangan lupa betting jagoannya ya bossku
semoga menang jp ya bossku
Promo BOLASINGA :
- Bonus Deposit Harian 10%
- Bonus Cashback Slots dan Sportbooks Up To 15%
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Poker 0.2%
- Bonus Referral All Games 2.5%
- Bonus Referral Rollingan Sportbooks 0.1%
Ayuk daftar dan bermain bersama kami di www . bolasinga . net
Info lebih lanjut hubungi :
Whatsapp : +855 16 326 804
Instagram : bolasingaofficial
Twitter : Singa Bola
#prediksibola #taruhanbola #agenbola #bandarbola #bola #judibolaonline #pokeronline
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.qmario. org
- www.qmario. xyz
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.marioqq88. org